Dua pelayanan penting dalam kegiatan-kegiatan produksi
adalah pemeliharaan (maintenance) dan penanganan bahan (material
handling). Pemeliharaan yang baik menjamin bahwa fasilitas-fasilitas produktif
akan dapat beroperasi secara efektif. Hal ini dihasilkan dari suatu
kombinasi pemeliharaan preventif yang mengantisipasi daya pakai mesin-mesin dan
perbaikan kerusakan. Bila terjadi kerusakan, secepat mungkin harus diperbaiki
agar biaya sistem mesin yang tidak produktif dan tenaga kerja menganggur dapat
diminimumkan. Berbagai sistem penanganan bahan juga esensial bagi produksi
efektif. Dengan demikian dapat diketahui apakah bahan-bahan akan dipindahkan
dengan truk pengangkut bahan atau menggunakan sistem ban berjalan kompleks yang
dikendalikan komputer, sehingga kegiatan utamanya adalah mengkoordinasi
perpindahan atau pergerakan bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi
dari satu fasilitas ke fasilitas yang lain. Dengan tujuan agar bahan yang tepat
ada di tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat serta dalam kuantitas yang
tepat.
I. Pemeliharaan
1. Pengertian dan peran
pemeliharaan
Tindgsional dan kualitas). Menurut Sofyan Assauri
(2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga
fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya
merawat, menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari
berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Dari berbagai definisi
menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk
merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar dapat melaksanakan
produksi dengan efektif dan efisien sesuai dengan pesanan yang telah
direncanakan dengan hasil produk yang berkualitas.
2. Tujuan pemeliharaan
Menurut Daryus A, (2008) dalam bukunya manajemen
pemeliharaan mesin. Tujuan pemeliharaan yang utama sebagai berikut :
a.
Untuk memperpanjang kegunaan asset,
b.
Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi
dan mendapatkan laba investasi maksimum.
c.
Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu,
d.
Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Sofyan Assauri, 2004, tujuan
pemeliharaan yaitu :
a.
Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
b.
Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
c.
Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan
menjaga modal yang di investasikan tersebut.
d.
Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.
e.
Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para
pekerja,
f.
Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan yaitu
tingkat keuntungan (return on investment) yang maksimum dan total biaya
yang minimum.
3. Fungsi pemeliharaan
a.
Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan
akan dapat dipergunakan dalam jangka waktu panjang.
b.
Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan
dengan lancar.
c.
Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya
kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama
proses produksi
berjalan.
d.
Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik, maka
proses dan pengendalian kualitas proses harus dilaksanakan dengan baik pula.
e.
Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan
produksi yang digunakan.
f.
Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan
bahan baku dapat berjalan normal,
g.
Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi dalam
perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang ada semakin baik.
4. Kegiatan – kegiatan pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dalam suatu perusahaan menurut
Manahan P. Tampubolon, (2004) meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut :
1) Inspeksi (inspection)
Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau
pemeriksaan secara berkala dimana maksud kegiatan ini adalah untuk mengetahui
apakah perusahaan selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik
untuk menjamin kelancaran proses produksi. Sehingga jika terjadinya kerusakan,
maka segera diadakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai dengan laporan
hasil inspeksi dan berusaha untuk mencegah sebab-sebab timbulnya kerusakan
dengan melihat sebab-sebab kerusakan yang diperoleh dari hasil inspeksi.
2) Kegiatan teknik (engineering)
Kegiatan ini meliputi kegiatan percobaan atas
peralatan yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan yang
perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan
pengembangan tersebut. Dalam kegiatan inilah dilihat kemampuan untuk mengadakan
perubahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan bagi perluasan dan kemajuan dari
fasilitas atau peralatan perusahaan. Oleh karena itu kegiatan teknik ini sangat
diperlukan terutama apabila dalam perbaikan mesin-mesin yang rusak tidak didapatkan
atau diperoleh komponen yang sama dengan yang dibutuhkan.
3) Kegiatan produksi (Production)
Kegiatan ini merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya, yaitu
merawat, memperbaiki mesin-mesin dan peralatan. Secara fisik, melaksanakan
pekerjaan yang disarankan atau yang diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan
teknik, melaksankan kegiatan service dan pelumasan (lubrication).
Kegiatan produksi ini diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat
kerusakan pada peralatan.
4) Kegiatan administrasi (Clerical Work)
Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi
dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang
berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen (spareparts) yang
dibutuhkan, laporan kemajuan (progress report) tentang apa yang telah
dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan
tersebut, komponen (spareparts) yag tersedia di bagian pemeliharaan.
Jadi dalam pencatatan ini termasuk penyusunan planning danscheduling,
yaitu rencana kapan suatu mesin harus dicek atau diperiksa, dilumasi atau di service dan
di resparasi.
5) Pemeliharaan bangunan (housekeeping)
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap
terpelihara dan terjamin kebersihannya.
5. Jenis-jenis pemeliharaan
Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan Pekerjaan
pemeliharaan dikategorikan dalam dua cara (Corder, Antony, K. Hadi, 1992),
yaitu :
1) Pemeliharaan terencana (planned maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah pemeliharaan yang
dilakukan secara terorganisir untuk mengantisipasi kerusakan peralatan di waktu
yang akan datang, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Menurut Corder, Antony, K. Hadi, (1992) Pemeliharaan
terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu :
a. Pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
adalah inspeksi periodik untuk mendeteksi kondisi yang mungkin menyebabkan
produksi terhenti atau berkurangnya fungsi mesin dikombinasikan dengan
pemeliharaan untuk menghilangkan, mengendalikan, kondisi tersebut dan
mengembalikan mesin ke kondisi semula atau dengan kata lain deteksi dan
penanganan diri kondisi normal mesin sebelum kondisi tersebut menyebabkan cacat
atau kerugian.
b. Pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)
Pemeliharaan secara korektif (corrective
maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau
pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan
dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa
diterima. (Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pemeliharaan ini meliputi reparasi
minor, terutama untuk rencana jangka pendek, yang mungkin timbul diantara
pemeriksaan, juga bongkar pasang (overhaul)terencana.
2) Pemeliharaan tak terencana (unplanned maintenance)
Pemeliharaan tak terencana adalah pemeliharaan
darurat, yang didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera
dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya
produksi, kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja.
(Corder, Antony, K. Hadi, 1992). Pada umumya sistem pemeliharaan metode tak
terencana adalah, dimana peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa
disengaja rusak hingga akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka
diperlukannya perbaikan atau pemeliharaan.
6. Hubungan Pemeliharaan
Dengan Proses Produksi
Menurut Sofjan Assauri (2004) agar proses produksi
berjalan dengan lancar, maka kegiatan pemeliharaan yang harus dijaga dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Menambah jumlah peralatan dan perbaikan para pekerja bagian pemeliharaan,
dengan demikian akan di dapat waktu rata-rata kerusakan dari mesin yang lebih
kecil,
2)
Menggunakan pemeliharaan pencegahan, karena dengan cara ini dapat mengganti
suku cadang (part)s yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak,
3)
Diadakannya suatu cadangan di dalam suatu system produksi pada tingkat
kritis, sehingga mempunyai suatu tempat parallel apabila terjadi kerusakan
mendadak. Dengan adanya suku cadangan ini, tentu akan berarti adanya kelebihan
kapasitas terutama untuk tingkat kritis tersebut, sehingga jika ada mesin yang
mengalami kerusakan, perusahaan dapat berjalan terus tanpa menimbulkan adanya
kerugian karena mesin-mesin menganggur,
4)
Usaha-usaha untuk menjadikan para pekerja di bidang pemeliharaan ini
sebagai suatu komponen dari mesin-mesin yang ada, dan untuk menjadikan mesin
tersebut sebagai suatu komponen dari suatu sistem produksi secara keseluruhan,
5)
Mengadakan percobaan untuk menghubungkan tingkat-tingkat sistem produksi
lebih cermat dengan cara mengadakan suatu persediaan cadangan diantara berbagai
tingkat produksi yang ada, sehingga terdapat keadaan dimana masing-masing
tingkat tersebut tidak akan sangat tergantung dari tingkat sebelumnya.
7. Efisiensi dalam
pemeliharaan
Ada dua persoalan dalam kegiatan maintenance:
1) Persoalan Teknis
Persoalan teknis adalah persoalan yang menyangkut
usaha-usaha untuk menghilangkan kemungkinan-kemungkinan timbulnya kemacetan
yang disebabkan karena kondisi fasilitas atau peralatan produksi yang tidak
baik.
Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi persoalan
teknis adalah untuk dapat menjaga atau menjamin agar produksi pabrik
dapat berjalan lancar.
Dalam persoalan teknis ini perlu diperhatikan adalah :
a.
Tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk memelihara/merawat
peralatan yang ada, dan untuk memperbaiki / mereparasi mesin-mesin atau
peralatan yang rusak.
b.
Alat-alat atau komponen-komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan
agar tindakan-tindakan pada bagian (a) dapat dilakukan.
c.
Jadi dalam persoalan teknis ini semua mesin atau peralatan yang rusak harus
diperbaiki.
2) Persoalan Ekonomis
Persoalan ekonomis adalah persoalan yang menyangkut
bagaimana usaha yang harus dilakukan supaya kegiatan maintenance yang
dibutuhkan secara teknis dapat efisien.
Jadi dalam persoalan ekonomis yang ditekankan adalah
efisiensi, dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi, dan tentunya
alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang menguntungkan
perusahaan. Adapapun biaya-biaya yang terdapat dalam kegiatan maintenance
adalah biaya-biaya pengecekan, dan penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian
(adjustment) dan perbaikan/reperasi.
8. Pemilihan kebijakan dalam
pemeliharaan
Pemilihan preventive maintenance secara teknis perlu
dilakukan untuk menjamin kelancaran bekerjanya suatu mesin atau peralatan
tetapi secara ekomomis belum tentu yang terbaik.
Pemilihan kebikjakan dalam pemeliharaan perlu
memperhatikan :
a.
Jumlah biaya yang terjadi
b.
Penentuan apakah mesin atau peralatan merupakan “strategic point atau
critical unit”. Kalau iya, maka sebaiknya diadakan preventive maintenance.
II. Penanganan Bahan
1. Arti dan peran penaganan
bahan
a. Arti dan Peran Penanganan Bahan
Penanganan bahan (material handling) adalah kegiatan mengangkat, mengangkut
dan meletakkan bahan/barang-barang dalam proses di dalam pabrik, kegiatan
mana dimulai dari sejak bahan-bahan masuk atau diterima di pabrik sampai pada
barang jadi/produk akan dikeluarkan dari pabrik. Penanganan bahan (material
handling) memiliki peran penting dalam suatu pabrik. Pada perusahaan yang
maju, pekerjaan material handling merupakan sebagian besar dari kegiatan
perusahaan pabrik dan memakan biaya lebih dari lima puluh persen (50%)
dari seluruh biaya produksi. Biaya penanganan bahan terdiri atas upah untuk
orang yang memindahkan bahan (material handling), biaya investasi dari berbagai
alat pemindahan bahan yang digunakan, dan biaya-biaya yang tidak dapat
dipisahkan dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya.
Dari biaya-biaya penanganan bahan (material handling) ini ada sebagian yang
termasuk dalam biaya langsung (direct cost) dan ada sebagian lagi yang
merupakan biaya tak langsung (indirect cost).
b. Tujuan Penanganan Bahan (Material Handling)
Tujuan penanganan bahan (material
handling) adalah sebagai berikut :
1)
Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di
tempat kerja, "Make Ready"
2)
Melakukan kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan barang "Do"
3)
Memindahkan barang-barang, bahan-bahan dari
tempat kerja "Put Away ".
Pada dasamya tujuan
diadakannya penanganan bahan (material handling) adalah untuk
menghilangkan pemborosan atau inefisiensi. Sehingga dapat juga disimpulkan bahwa
tujuan penanganan bahan (materialhandling) adalah untuk mengangkat,
mernindahkan serta menempatkan material pada saat dibutuhkan, dan untuk melancarkan
proses produksi agar barang-barang dapat diselesaikan tepat pada
waktunya, serta unutuk menekan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.
c. Hal – Hal yang Perlu
Diperhatikan dalam Penanganan Bahan (Material Handling)
1)
Produk, bentuk dan ukuran, jumlah unit
rata-rata yang harus dipindahkan, daya tahan terhadap getaran dan benturan,
bentuk dari bahan baku, dan barang setengah jadi yang harus dipindahkan.
2)
Pabrik, lokasi pintu, lokasi tangga, daya tahan
lantai, letak rungan, dan jalur yang tersedia.
3)
Proses produksi, urutan, arah pemindahan
material, dan perlengkapan produksi.
4)
Peralatan penanganan bahan.
d. Prinsip Sistem Penanganan Bahan (Material Handling)
Prinsip dasar sistem
penanganan bahan ada 17, yakni:
1)
Sistem penanganan bahan yang disusun harus memenuhi tujuan dan
persyaratan dasar.
2)
Sistem penanganan dan penyimpanan hendaknya terintegrasi.
Peralatan penanganan bahan dan prosedurnya didisain sedemikian rupa
dengan mempertimbangkan faktor kemampuan manusia dan keterbatasannya.
3)
Metode dan peralatan penanganan bahan yang dipilih harus
memberikan biaya per unit angkut yang rendah.
4)
Faktor pemakaian energi dari sistem material handling dan prosedurnya harus
diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.
5)
Pemakaian ruangan yang seefektif mungkin.
6)
Sedapat mungkin memanfaatkan gaya berat dalam memindahkan bahan dengan
tetap memperhatikan keterbatasan.
7)
Gunakan komputerisasi dalam penanganan bahan.
8)
Dalam penanganan dan penyimpanan arus data harus terintegrasi dengan arus
fisik material.
9)
Urutan operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien.
10) Standarisasikan metode dan peralatan penanganan
bahan.
11) Mekanisasikan peralatan penanganan
bahan untuk efisiensi.
12) Metode dan peralatan penanganan bahan harus
mempunyai dampak minimal terhadap lingkungan.
13) Metode penanganan harus sesederhana mungkin dengan
mengeliminasi, mengurangi atau mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang
tidak perlu.
14) Metode dan peralatan harus bisa menangani berbagai
kondisi operasi.
15) Metode dan peralatan material handling harus sesuai
dengan peraturan keselamatan yang berlaku.
16) Sistem material handling harus mencakup jadwal
pemeliharaan, jadwal perbaikan, serta kebijakan jangka panjang.
e. Manfaat dari penanganan bahan (Material
Handling)
1)
Penghematan biaya produksi, penurunan biaya
persediaan, penggunaan ruangan lebih efisien, serta meningkatkan produktifitas
perusahaan.
2)
Pengurangan sisa afval, yaitu produk-produk yang
tidak sesuai standar.
3)
Menaikkan luas produksi.
4)
Peningkatan kondisi kerja karyawan.
5)
Distribusi material akan berjalan lebih baik.
f. Hal-hal yang Dapat Dilakukan untuk Menurunkan
Biaya Penanganan Bahan (Material Handling)
1)
Pengurangan jumlah dan jarak pengangkutan. Hal ini dapat ditempuh dengan
mengadakan perubahan terhadap layout.
2)
Pengurangan waktu yang dibutuhkan di dalam pengangkutan bahan. Hal ini
dapat dicapai dengan mengurangi atau menghilangkan sama sekali waktu-waktu
menunggu (waiting time). Dengan melakukan penghematan terhadapwaktu maka akan
terdapat penghematan berbagai macam biaya disampung itu jadwak waktupun dapat
dipercepat. Penghematan waktu berarti pula pemanfaatan alat-alat penanganan
bahan secara lebih efektif.
3)
Pemilihan alat pengangkutan bahan yang tepat alat-alat pengangkutan bahan
harus dipilih agar biaya operasional dan biaya modalnya minimum, terdapat
keluwesan yang tinggi dalam pengangkutan bahan-bahan memiliki tingkat
keselamatan yang tinggi, dan sebagainya.
g. Tugas-tugas dari bagian penanganan bahan (material
handling) antara lain:
1)
Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana
kegiatan penanganan bahan dilakukan sehingga dapat lebih efisien.
2)
Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat
penanganan bahan yang baru.
3)
Memberikan nasihat-nasihat/rekomendasi mengenai perbaikan-perbaiakan yang
perlu dilakuakan dalam cara-cara pemindahan penanganan bahan dan dalam
pemasangan perlengkapan atau peralatan penanganan yang baru.
4)
Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan
atau peralatan penanganan (handling) yang baru tersebut.
h. Aspek-aspek produksi yang menyangkut penanganan bahan (material handling):
1)
Desain produk (product design), dimana produk yang direncanakan haruslah
dibuat sedemikian rupa sehingga mudah diangkut atau dipindahkan.
2) Perencanaan tata letak (plan lay out), dimana
bagian-bagian dan peralatan haruslah diatur agar supaya pemindahan
bahan-bahan/barang-barang dalam proses dapat berjalan dengan lancar, sehingga
dapat mengurangi waktu pengerjaan dan waktu penanganan bahan.
3) Perencanaan produksi (production planning), di mana
urutan-urutan proses produksi haruslah diatur sedemikian rupa sehingga
pemindahan bahan-bahannya mudah dilaksanakan.
4) Pengepakan (packaging) haruslah memperhatikan agar
handling-nya mudah, dimana bungkusan atau pakannya mudah diangkut atau
dipindahkan.
i. Pemilihan peralatan penanganan bahan (material
handling)
Peralatan penanganan bahan dalam suatu perusahaan
pabrik dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :
1)
Peralatan jalan tetap (fixed Path Equipment), yaitu peralatan penanganan
bahan yang sudah tetap (fixed) digunakan suatu proses produksi, dan tidak dapat
digunakan untuk maksud-maksud lain. Sifat-sifat dari Peralatan jalan
tetap ialah :
a)
Biasaya terhantung atau ditentukan oleh proses produksi.
b)
Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk
mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus dan tidak dapat
digunakan untuk kegiatan yang lain.
c)
Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunkan kekuatan tenaga listrik.
Contoh fixed path equipment adalah : Ban berjalan (conveyor), Derek (cranes),
Lift (elevator), Kereta api.
2) Peralatan jalan bervariasi (varied Path Equipment), yaitu peralatan
penanganan bahan yang sifatnya fleksibel dapat dipergunakan untuk
bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk mengangkut atau memindahkan
bahan-bahan/barang-barang tertentu. Sifat-sifat dari peralatan jalan
bervariasi ialah :
a)
Biasanya tidak tergantung dari proses produksi
b)
Dapat dipergunakan bermacam-macam operasi
c)
Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan
tenaga manusia atau tenaga mesin (motor).
Contoh dari varied path equipment adalah : Bermacam-macam truk,
Forktruck atau forklift, Kereta dorong.
3)
Karakteristik bangunan, kapasitas beban lantai akan
mempengaruhi berat peralatan penanganan bahan yang dapat digunakan.
4)
Kapasitas peralatan penanganan yang diperlukan, Faktor ini akan
menentukan jumlah peralatan tipe tertentu dibutuhkan, dimana ini juga
tergantung pada jumlah bahan yang diangkut per periode.
2. Biaya penanganan bahan
Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu
perusahaan pabrik/industry terdiri atas:
1)
Menyediakan atau menempatkan bahan-bahan di tempat kerja yang disebut “make
ready”.
2)
Melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata dalam pengolahan atau pembuatan
barang-barang yang disebut “do”
3)
Memindahkan barang-barang dan bahan-bahan dari tempat kerja yang disebut
“put away”
Biaya penanganan bahan terdiri atas upah untuk orang
yang memindahkan bahan (material handler), biaya investasi dari berbagai alat
pemindahan bahan yang digunakan, dan biaya-biaya yang tidak dapat dipisahkan
dan termasuk dalam biaya produksi untuk mengerjakan produk hasilnya. Dari
biaya-biaya material handling ini ada sebagian yang termasuk dalam biaya
langsung (direct cost) dan ada sebagian lagi yang merupakan biaya tak langsung
(indirect cost).
3. Efisiensi dalam penanganan
bahan
Sebagian dari biaya material handling yang dikeluarkan
untuk upah tenaga kerja dan biaya-biaya lainnya adalah kurang produktif dan
tidak efisien, karena merupakan pemborosan (inefisiensi). Sehingga perlu
dilakukan usaha-usaha agar biaya material handling dapat diperkecil.
Sebab-sebab adanya
pemborosan yang besar dalam biaya material handling :
1)
Adanya kelambatan aliran atau jalannya bahan-bahan yang sedang atau akan
dikerjakan dalam proses produksi.
2)
Sering di handle-nya hasil-hasil proses tambahan (by-product) dan
barang-barang sisa (srap) secara tidak efisien.
3)
Sering dibutuhkannya waktu yang lama untuk memindahkan bahan-bahan atau
barang-barang di tempat-tempat pengiriman, penerimaan dan pemeriksaan atau
pengecekan, yang disebabkan karena tempat tersebut tidak diatur dengan baik.
4)
Adanya pemborosan dalam meng-handle bahan-bahan di bagian pemeliharaan
(maintenance department), yang disebabkan kurangnya pengawasan langsung (direct
supervision) dalam menyusun barang-barang dan memindahkan bahan-bahan atau
barang-barang.
Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi atau
memperkecil biaya material handling. Biaya material handling dapat dikurangi atau diperkecil dengan
memperhatiakan prinsip-prinsip material handling :
1)
Material handling harus dikurangi atau dihindari apabila mungkin dari semua
pekerjaan dalam pabrik.
2)
Pekerjaan material handling yang tak dapat dihindarkan atau dikurangi harus
dimekanisasikan, seperti dengan menggunakan ban berjalan (conveyor) atau
forktruck/forklift.
3)
Alat-alat handling harus dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi atau
efisiensi dan dapat berguna bagi kepentingan keseluruhan pabrik.
4)
Alat-alat handling yang ada harus digunakan secara lebih efisien dalam
pabrik.
5)
Dalam mempersiapkan plant lay out baru atau memperbaiki layout yang ada,
semua pekerjaan material handling harus direncanakan dengan baik.
6)
Sebelum memutuskan penggunaan suatu jenis peralatan handling yang mekanis,
perlu dibuatkan suatu analisis yang lengkap untuk dapat ditentukan jenis
peralatan apa yang paling sesuai dan paling ekonomis untuk pekerjaan tersebut.
7)
Rencana untuk memperkenalkan peralatan handling atau membuat perubahan atas
peralatan-peralatan yang ada haruslah dibicarakan, dan diterima oleh semua
pihak yang berkepentingan beserta usul-usul sebelum penerapan dilakukan.
4. Pemilihan perakatan
penanganan bahan
Tugas-tugas dari
bagian material handling antara lain :
1)
Mengadakan penyelidikan dan analisis untuk dapat menentukan bagaimana
kegiatan material handling dilakukan sehingga dapat lebih efisien.
2)
Merencanakan, mengadakan pengujian/pengetesan dari perkembangan alat-alat
material handling yang baru.
3)
Memberikan nasehat-nasehat/ rekomendasi mengenai perbaikan-perbaiakan yang
perlu dilakuakan dalam cara-cara pemindahan bahan (material handling) dan dalam
pemasangan perlengkapan atau [peralatan handling yang baru.
4)
Mengikuti pelaksanaan dan membuat laporan mengenai pemasangan perlengkapan
atau peralatan handling yang baru tersebut.
5)
Aspek-aspek produksi yang menyangkut material handling :
a.
Product design, dimana produk yang direncanakan haruslah dibuat sedemikian
rupa sehingga mudah diangkut atau dipindahkan.
b.
Plant lay out, dimana bagian-bagian dan peralatan haruslah diatur agar
supaya pemindahan bahan-bahan/barang-barang dalam proses dapat berjalan dengan
lancar, sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan dan waktu material handling.
c.
Production planning, di mana urutan-urutan proses produksi haruslah diatur
sedmikian rupa sehingga pemindahan bahan-bahannya mudah dilaksanakan.
d.
Pengepakan (packaging) haruslah memperhatikan agar handling-nya mudah,
dimana bungkusan atau pakannya mudah diangkut atau dipindahkan.
Pemilihan peralatan
penanganan bahan
Peralatan material handling dalam suatu perusahaan
pabrik dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :
1)
Fixed Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sudah tetap
(fixed) digunakan suatu proses produksi, dan tidak dapat digunakan untuk
maksud-maksud lain.
Sifat-sifat dari fixed
path equipment ialah :
a.
Biasaya terhantung atau ditentukan oleh proses produksi.
b.
Sifatnya sudah tetap (fixed) tidak fleksibel, karena hanya digunakan untuk
mengangkut barang-barang atau bahan-bahan secara terus-menerus/kontinu dan tidak
dapat digunakan untuk maksud yang lain.
c.
Mesin-mesin atau peralatan ini biasanya menggunkan kekuatan tenaga listrik.
Contoh fixed path
equipment adalah :
1.
Ban berjalan (conveyor)
2.
Derek (cranes)
3.
Lift (elevator)
4.
Keteta api
2)
Varied Path Equipment, yaitu peralatan material handling yang sifatnya
fleksibel dapat dipergunakan untuk bermacam-macam tujuan dan tidak khusus untuk
mengangkut atau memindahkan bahan-bahan/barang-barang tertentu.
Sifat-sifat dari
varied path equipment ialah:
a.
Biasanya tidak tergantung dari proses produksi
b.
Dapat dipergunakan bermacam-macam operasi
c.
Mesin-mesin atau peralatan semacam ini biasanya digunakan dengan kekuatan
tenaga manusia atau tenaga mesin (motor).
Contoh dari varied
path equipment adalah :
1)
Bermacam-macam truk
2)
Forktruck atau forklift
3)
Kereta dorong
Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain :
§ Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga
menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
§ Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan
keguatan produksi.
§ Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada
konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
§ Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena
penyerahan yang tidak tepat.
§ Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali
memesan ke perusahaan karena di anggap tidak menepati janji.
Biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun selalu cenderung naik. Karena hal ini disebabkan tiga hal berikut :
Biaya pemeliharaan dari tahun ke tahun selalu cenderung naik. Karena hal ini disebabkan tiga hal berikut :
o Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan
pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang
dibuat.
o Adanya kecenderungan untuk memasang alat kontrol
otomatis dan alat-alat bantu lainnya, sebagai akibat dari perkembangan
teknologi.
o Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya
pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan supaya
kenaikan biaya tidak merubah unit cost terlalu menyolok, maka mesin baru
diusahakan untuk dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru
keduanya.
REFERENSI :
1.
Bunawan, Pengantar Manajemen
Operasi : Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, Jakarta, Edisi Terbaru
2.
Eddy Herjanto, Manajemen
Produksi dan Operasi, Edisi Kedua, Grasindo, Jakarta, atau Edisi terbaru
3.
T. Hani Handoko, Dasar-dasar
Manajemen Produksi dan Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi terbaru
4.
Sofyan Assauri, Manajemen Produksi
dan Operasi, LP FEUI, Jakarta, Edisi terbaru
5.
Pangestu Subagyo, Manajemen
Operasi, BPFE, Yogyakarta, Edisi Terbaru
6.
Buku-buku Manajemen Opersional
lain yang berkaitan ( Diusahakan terbitan terbaru )
Sumber Lain :
http://gusasta.blogspot.com/2013/03/material-handling-tipe-tipe-layout-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar